PEMERIKSAAN FISIK MULUT
PEMERIKSAAN
FISIK MULUT
A.
Pengertian
Pemeriksaan
fisik mulut yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan pada mulut dengan atau tanpa
alat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi atau
data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya.
Teknik pemeriksaan pada mulut meliputi inspeksi,
palpasi, dan perkusi (dilakukan hanya pada gigi).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
pemeriksaan mulut yaitu :
ü Pengkajian
mulut dan faring dilakukan dengan posisi duduk
ü Pencahayaan
harus baik, sehingga semua bagian dalam mulut dapat diamati dengan jelas.
ü Pengkajian
di mulai dengan mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi bagian
dalam, lantai dasar mulut dan palatum/langit-langit mulut, kemudian faring.
B.
Indikasi
o
Pasien yang terinfeksi HIV
o
Stomatitis
o
Kanker orofaring
o
Gigi yan terinfeksi
C.
Kontra indikasi
ü Klien
dengan kondisi spasme
ü Klien dengan kondidi koma
D.
Tujuan
Tujuan
dari pemeriksaan fisik mulut adalah untuk :
ü mendapatkan
informasi atau data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya yaitu
membedakan kondisi sehat dan penyakit.
ü Menentukan
kebutuhan hygiene oral
ü Menentukan
terapi keperawatan untuk klien dengan dehidrasi,asupan terbata, trauma oral
atau obstruksi jalan nafas
E.
Alat yang digunakan
Ø Senter
Ø Spatel
lidah atau kasa tunggal segi empat
Ø Handscoon
F.
Cara Kerja
Inspeksi :
1. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa
dengan tinggi yang sejajar.
2. Amati bibir untuk mengetahui adanya
kelainan kongenital, bibir sumbing, warna bibir (pucat, kemerahan, cyanosis),
ulkus, lesi dan masa.
3. Lanjutkan pengamatan pada gigi dengan pasien
dianjurkan membuka mulut.
4. Atur pencahayaan yang memadai dan bila
diperlukan, gunakan penekan lidah untuk menekan lidah sehingga gigi akan tampak
lebih jelas.
5. Amati keadaan setiap gigi mengenai posisi,
jarak, gigi rahang atas dan bawah, ukuran, warna, lesi, atau adanya tumor.
Amati juga secara khusus pada akar-akar gigi dan gusi.
6. Pemeriksaan setiap gigi dengan cara
mengetuk secara sistematis, bandingkan gigi bagian kiri, kanan, atas dan bawah
dan anjurkan pasien untuk memberi tahu bila merasa nyeri sewaktu diketuk.
7. Perhatikan pula ciri-ciri umum sewaktu
melakukan pengkajian antara lain: kebersihan mulut dan bau mulut.
8. Lanjutkan pengamatan pada lidah dan
perhatikan kesimetrisannya. Suruh pasien menjulurkan lidah dan amati mengenai
kelurusan, warna, ulkus maupun setiap ada kelainan.
9. Amati selaput lendir mulut secara
sistematis pada semua bagian mulut mengenai warna, adanya pembengkakan, tumor,
sekresi, peradangan, ulkus dan perdarahan.
10. Beri kesempatan pasien untuk istirahat
dengan menutup mulut sejenak bila cape, lalu lanjutkan dengan inspeksi faring
dengan cara pasien dianjurkan untuk membuka mulut, tekan lidah pasien ke bawah
sewaktu pasien berkata “ah”. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula.
Gb.1. bibir normalnya berwarna merah muda,
simetris, halus, dan lembab.
Gb. 2. Inspeksi bagian dalam mukosa oral dari
bibir bawah
Gb.3. Retraksi mukosa bukal memungkinkan
visualisasi yang bersih.
Gb.4. permukaan bawah dari lidah sangat bersifat
vaskuler.
Gb.5. palatum keras bertempat dibagian anterior
didalam atap mulut
Gb.6. spatel lidah memungkinkan perawat melihat
uvula dan bagian posterior dari palatum lunak.
Palpasi
Palpasi
pada pengkajian mulut dilakukan terutama bila dari inspeksi belum diperoleh
data yang meyakinkan. Tujuan palpasi adalah untuk mengetahui bentuk dan setiap
ada kelainan pada mulut dapat diketahui dengan palpasi, yang antara lain
meliputi pipi, dasar mulut, palatum/langit-langit mulut dan lidah.
Cara palpasi agar tidak muntah
1. Atur posisi pasien duduk menghadap
pemeriksa.
2. Anjurkan pasien untuk membuka mulut.
3. Pegang pipi diantara ibu jari dan jari
telunjuk (jari telunjuk berada di dalam). Bila
ada pembengkakan determinasikan menurut ukuran, konsistensi, hubungan dengan
daerahsekitarnya dan adanya nyeri.
4. Lanjutkan dengan palpasi pada palatum
dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya pembengkakan dan fisura.
5. Palpasi dasar mulut dengan cara pasien
disuruh mengatakan “el” kemudian palpasi dilakukan pada dasar mulut secara
sistematis dengan jari telunjuk tangan kanan. Bila diperlukan beri sedikit
penekanandengan ibu jari dari bawah dagu untuk mempermudah palpasi.Catat bila
di dapatkan pembengkakan.
6. Palpasi lidah dengan cara pasien disuruh
menjulurkan lidah, pegang lidah dengan kassa steril menggunakan tangan kiri.
Dengan jari penunjuk tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian
belakang dan batas-batas lidah.
Cara
pemeriksaan lidah :
1.
Pemeriksaan bentuk dan warna lidah
Ø Penderita membuka mulut tanpa menjulurkan lidah
Ø Doperiksa warna pada malam hari
2.
Pemeriksaan banyaknya dan distribusi papila lidah
Ø Penderita diminta menjulurkan lidah
Ø Diselidiki lapisan lidah. Atrofi papila &
peradangan
Pembagian
keadaan lidah menurut Palma :
v Lidah normal : jumlah dan struktur
papila normal
v Lidah desquamasi : jumlah P.Filiformis berkurang
jumlah P.Fungiformis normal
v Lidah atrofi : P.Filiformis tidak ada
P.Fungiformis berkurang
3.
Tonus lidah
Dengan
cara digital / bimanual
Bila
tonus lidah / anemia
Tonus lidah
/ intestinal sclerous
Glositis
pada syphilis
4. Lesi yang mungkin ada pada lidah
Kelainan pada lidah
·
Kelaianan karena anomaly dalam perkembangan lidah
·
Perubahan pada lapisan lidah
·
Identitas pada tepi lidah
·
Juga karena trauma
·
Black hairy tongue
·
Benigna migratory glossitis
·
Glossodynia / glosspyrosis
KELAINAN LIDAH
1. KELAINAN
ANOMALI DAN PERKEMBANGAN LIDAH
A. Ankyloglossia = Tongue tie
Tidak ada / pendeknya
frenulum lingue lidah, letak frenulum dekat sekali ke ujung lidah.Hal ini
mengakibatkan gerakan lidah terbatas.
Terbagi atas :
Ø True tongue tie
(komplit ankyloglossia)
Ø Mild
ankyloglossia, frenulum sedikit pendek
Terapi : eksisi frenulum
B. Bifid tongue = cleft tongue
Penyatuan lidah sebagian
/ ujung lidah terbelah jarang dijumpai
C.
Fissure tongue yang abnormal = Scrotal tongue
Bentuk fisure
macam-macam :
-
Simetris
-
Bentuk groove / lekukan
Bisa juga sindrom
keturunan : - Melkerson Losenthal Syndrome
D. Median Rhomboid Glossitis (MRG)
Anomali pada perkembangan
lidah disebabkan persistensi dari tuberculum impar.
Tanda-tandanya :
1.
Biasanya dari pria (78-80%) berumur 30-40 tahun
2.
Tak ada keluhan kecuali peradangan
3.
Berupa dataran agak meninggi / berlobus-lobus / berlekuk
4.
Tidak ditumbuhi papila
5.
Terletak digaris tangah lidah sebelah anterior à P. Circum Valalta
6.
Berbentuk belah ketupat (rhomboid)
7.
Berwarna merah tua
8.
Sering pasien cemas karena : Ca Phobi
E. Macroglogssia / microlossia
1.
Macroglossia
Dijumpai
pada cretinism dan mongolism
Terdapat
pada Lymphongiotomatus dan proses Heamangioma
Merupakan
faktor keturunan
Tanda-tanda : bicara
lambat, berat, suara rendah
(cretinism)à tiroid
Akibatnya :
·
Terdapat diastema dari
gigi
·
Maloklusi
·
Merupakan predisposisi
penyakit periodontal
Terapi : langsung
penyebab
2. Perubahan lapisan lidah
Karena :
*
Atrofi papila
*
Bertambah tebalnya lapisan lidah
a. Atrofi lidah
Atrofi dari papilla filiformis dan papilla
fungiformis. Papilla circum valata dan foliata tidak mengalami atrofi
Etiologi : gangguan satu / lebih enzim sistem oksidasi
Lidah karena devisiensi :
1. Defisiensi vit B2 :
* Warna
lidah merah ungu
* Papilla
Fungiformis atrofi, membesar dan oedem
* Papilla
Fungiformis bergranul
* Ada
identasi lidah
2. Defisiensi Nicotinic
Acid
* Lidah
atrofi
* Merah,
licin
* Edentasi
3. Penyakit sistemik
4. Penderita alkoholism
b. Bertambahnya lapisan lidah
Tongue coating pada
papilla foliformis dan fungiformis karena sisa makanan, sel epitel mayi dan
mikroorganisme
3. Identitas pada pinggiran lidah
Berupa lekuk di sepanjang
sisi lidah
Etiologi :
ü Kebiasaan menekan lidah pada gigi
ü Peradangan lidah : stomatitis, erythema multiform,
anemia, def vit B kompleks, DM.
4. Luka pada lidah karena trauma
Sering terjadi karena
lidah terletak diantara gigi geligi.
Etiologi :
trauma akibat jatuh, tertpukul, epilepsy, tergigit, prosedur
perawatan gigi.
5. Black hairy tongue : lingua nigra
Gambaran klinis :
Ø Memanjangnya papilla filiformis
Ø Ada rambut halus
Ø Pigmen hitam pada lidah
Ø Hiperplasi dan hyperkeratinisasi
Pseudo Black Hairy Tongue
à karena makanan / obat-obatan
True Black Hairy Tongue à
karena pigmen jamur warna hitam
6. Benign migratory glossitis
Disebut juga :
ü Geographic Tongue
ü Wandering Rush
Inflamasi pada lidah yang
tidak diketahui penyebabnya.
Bercak-bercak pada
punggung lidah tanpa adanya papilla filiformis.Timbul dan hilangnya papilla
formis belum diketahui sebabnya.
Gambaran klinis :
·
Sepeti peta
·
Meluas dan dapat
berpindah
·
Berupa bintik macular
warna pink
·
Sering terdapat pada
anak-anak dan wanita
·
Tidak ada keluhan Ca.phobi
Etiologi :diduga karena
pengurangan enzim karatinase
7. Glossodynia / glossopyrosis
Glossodynia akibatnya lidah terasa sakit
Glossopyrosis à lidah
terasa panas/terbakar
Kedua-duanya disebabkan
oleh :
Ø Gangguan sistemik
Ø Nutrisi
Ø Psyhosomatik
Celah
Bibir dan Celah Langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada
bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. Celah bibir (Bibir sumbing) adalah suatu
ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi
tepat dibawah hidung. Celah langit-langit adalah
suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran
udara di hidung
Penyebabnya mungkin adalah mutasi genetik atau
teratogen (zat yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, contohnya virus atau
bahan kimia). Pengobatan melibatkan beberapa disiplin ilmu,
yaitu bedah plastik, ortodontis, terapi wicara dan lainnya.
Berikut
ini adalah beberapa penyakit lidah:
SARIAWAN
Sariawa
atau canker sores atau ulkus aftosa merupakan gejala erosi pada kulit mulut,
yakni di bagian dinding dalam pipi atau lidah. Penyebab dari sariawan ini
adalah diantaranya: kekurangan vitamin C, alregi, mengkonsumsi makanan /
minuman yang terlalu panas, kekurangan asupan zat besi, atau bisa juga
disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh
KANKER
LIDAH
Kanker
lidah adalah kanker kedua terbanyak setelah kanker bibir sebagai tempat kanker
primer. Tembakau dan alkohol merupakan dua hal yang disinyalir sebagai pemicu
semakin cepatnya pertumbuhan sel kanker lidah. Penyebaran kanker ini bisa
meluas melalui submukosa ke basal lidah dan menyerang garis tengah atau ke
lateral menuju dasar mulut.
MAKROGLOSIA
Mkroglosia
merupakan penyakit sebagai akibat dari pembesaran lidah yang mungkin merupakan
bagian dari suatu sindroma yang ditemukan dalam keadaan tumbuh - kembang
seperti sindroma dowm
MIKROGLOSIA
Bila
makroglosia merupak penyakit pada lidah yang berupa pembesaran lidah, maka
mikroglosia adalah kebalikannya. Mirkoglosia merupakan penyakit pada lidah yang
berupa pengecilan ukuran dan bentul lidah
LIDAH
DENGAN FISURA (SCROTAL TONGUE)
Ini
merupakan dorsal dan kedua sisi lidah ditutupi oleh alur yang dangkal atau
dalam tanpa rasa nyeri; karena terdapatnya alur - alur ini maka dapat menyebabkan
penumpukan debris di dalamnya yang kemudian bisa mengakibatkan iritasi
GLOSOPTOSIS
Glosoptosis
merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang tertarik ke belakang.Pada
bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena
bisa saja sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang bila tidak segera
ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.
KELAINAN KONGENITAL1
Kelainan
Celah Bibir dan PalatumKelainan celah bibir dan palatum merupakan salah satu
cacat bawaan lahir yang biasanya terjadi pada masa embrional
antara minggu VI sampai dengan X dari kehidupan embrio Sedangkan
celah palatum terjadi akibat gagal bersatunya prosesus palatinus lateralis kanan dan kiri.
Kelainan pada gusi biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya sering disebut
gingivitis dan pada keadaan ini masih dapat diperbaiki dengan baik. Tetapi bila
terjadi perdarahan terus-menerus biasanya gigi akan menonjol dan akhirnya dapat
tanggal dengan sendirinya.
Penyakit pada gusi memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Rasa tidak enak pada gigi disertai bau mulut.
2. Gusi terlihat memerah dan terlihat lunak sehingga mudah terjadi perdarahan.
3. Tanggalnya gigi dengan disertai rasa sakit saat mengunyah dan sensitif terhadap perubahan suhu.
4. Terjadi penimbunan karang gigi yang berwarna coklat, dan mengeras pada permukaan gigi.
Apabila keadaan tersebut terjadi maka segera kunjungi dokter gigi, agar dilakukan pembersihan karang gigi dan dokter gigi akan memberikan beberapa saran seperti menjaga kebersihan mulut yang baik, menghindari merokok dan nutrisi yang seimbang.
Penyakit pada gusi memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Rasa tidak enak pada gigi disertai bau mulut.
2. Gusi terlihat memerah dan terlihat lunak sehingga mudah terjadi perdarahan.
3. Tanggalnya gigi dengan disertai rasa sakit saat mengunyah dan sensitif terhadap perubahan suhu.
4. Terjadi penimbunan karang gigi yang berwarna coklat, dan mengeras pada permukaan gigi.
Apabila keadaan tersebut terjadi maka segera kunjungi dokter gigi, agar dilakukan pembersihan karang gigi dan dokter gigi akan memberikan beberapa saran seperti menjaga kebersihan mulut yang baik, menghindari merokok dan nutrisi yang seimbang.
1. Pembengkakan pada gusi
Pembengkakan yang terjadi pada gusi dapat disebabkan adanya peradangan pada gigi maupun pada gusi
Pembengkakan yang terjadi pada gusi dapat disebabkan adanya peradangan pada gigi maupun pada gusi
2. Stomatitis apthosa (sariawan)
Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut, dapat disebabkan oleh adanya trauma (adanya gigi yang tajam, makanan yang merangsang) maupun karena kurangnya konsumsi vitamin.
Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut, dapat disebabkan oleh adanya trauma (adanya gigi yang tajam, makanan yang merangsang) maupun karena kurangnya konsumsi vitamin.
Penyebab terjadinya
sariawan adalah rasa stres yang kadang-kadang tanpa disadari.Perawatan yang
dapat dilakukan adalah pemberian salep yang dapat merangsang pertumbuhan
jaringan baru agar luka segera menutup, hindari stres, dan kurangi makanan yang
merangsang.
3. Warna putih pada lidah akibat air susu
Warna putih pada lidah sering kita dapatkan pada bayi yang meminum susu. Sisa-sisa air susu yang menempel pada lidah akan mengalami fermentasi sehingga merangsang untuk timbulnya jamur dan faktor pencetus terjadinya proses fermentasi. Apabila warna putih terlihat sangat tebal dan menimbulkan bau yang kurang sedap, maka hendaknya diberikan obat anti jamur, namun bila belum terlalu parah dapat dilakukan penyikatan lidah dengan menggunakan sikat lidah yang lunak
Warna putih pada lidah sering kita dapatkan pada bayi yang meminum susu. Sisa-sisa air susu yang menempel pada lidah akan mengalami fermentasi sehingga merangsang untuk timbulnya jamur dan faktor pencetus terjadinya proses fermentasi. Apabila warna putih terlihat sangat tebal dan menimbulkan bau yang kurang sedap, maka hendaknya diberikan obat anti jamur, namun bila belum terlalu parah dapat dilakukan penyikatan lidah dengan menggunakan sikat lidah yang lunak
Ada
banyak jenis kelainan pada gigi dan mulut. Saking
banyaknya, sampai-sampai harus ada Fakultas Kedokteran Gigi yang didirikan
otonom. Pada umumnya, kelainan tersebut disebabkan oleh
faktor herediter (keturunan), gangguan perkembangan, dan gangguan metabolik.
Kelainan
pertumbuhan dan perkembangan gigi diklasifikasikan menjadi :
1.
Kelainan Jumlah Gigi.
Disebabkan
adanya gangguan selama proses inisiasi ketika terjadi perkembangan lamina
dental dan tahap tuntas. Kelainan bersifat herediter.
Macam –
macam kelainan jumlah gigi :
ü Supernumerary
teeth.
Adalah
bentuk gigi tambahan di antara dua gigi dengan bentuk dan ukuran abnormal.
ü Anodontia.
Adalah
tidak berkembangnya sebagian atau seluruh gigi. Anodontia ada yang sifatnya
total yakni tidak ada sama sekali gigi pada rahang. Dan ada juga yang sifatnya
parsial yakni masih terdapat sejumlah gigi pada rahang. Gigi yang sering
mengalami anodontia parsial adalah insisivus lateral atas, molar (geraham
belakang) tiga atas dan bawah, dan premolar (geraham depan) dua bawah.
2.
Kelainan Bentuk Gigi.
Macam –
macam kelainan bentuk gigi :
ü Geminasi
: Adalah kelainan gigi yang terjadi karena satu benih
gigi terbagi dua pada proses invaginasi, sehingga terbentuk dua gigi yang tidak
sempurna.
ü Fusi : Adalah penyatuan sebagian atau seluruh dua benih gigi
selama pertumbuhan. Secara klinis terlihat sebuah gigi yang besar dan jumlah
gigi dalam rahang kurang.
ü Konkresens
: Adalah salah satu bentuk fusi yang terjadi setelah
akar terbentuk sempurna, sehingga penyatuan hanya terjadi pada sementum akar
gigi.
ü Dilaserasi
: Adalah penyimpangan pertumbuhan gigi sehingga
hubunganaksial antara mahkota dan akar berubah.
ü Dens in
dente : Adalah gigi yang terbentuk dalam gigi. Kelainan ini
dapat menyebabkan retensi sisa makanan, sehingga timbul karang gigi.
ü Taurodontia
: Adalah pelebaran ruang pulpa dengan karakteristik
seperti tanduk sapi.
ü Akar
dan Tonjol Gigi Tambahan : yaitu terdapat cabang atau
akar tambahan dengan saluran akar utama pada 1/3 apeks akar.
ü Akar
Bersegmen : Adalah akar yang terpisah dari bagian yang lain
sehingga menjadi dua segmen.
ü Akar
Pendek : Pertumbuhan akar yang tidak sempurna karena kelenjar
hipofisis kurang aktif, sehingga akar pendek sedangakan mahkota normal.
ü Hipersementosis
: Adalah sementum yang berlebihan di sekitar akar gigi
karena kelainan lokal atau sistemik, misalnya akibat inflamasi pulpa atau
gangguan metabolik.
ü Mutiara
Enamel ( Enameloma ) : Adalah suatu endapan email
kecil disekitar apikal dentin akibat pertautan sementum dan email seperti
mutiara.
ü Gigi
Hutchinson : Adalah bentuk gigi abnormal pada sifilis kongenital.
ü Odontoma
: Adalah pembentukan abnormal jaringan gigi karena
gangguan pada folikel akibat trauma atau infeksi.
3.
Kelainan Warna Gigi.
Di klasifikasikan menjadi :
Ø Gigi Kuning.
Ø Gigi
Coklat.
Ø Gigi
Biru sampai biru kehijauan.
Ø Gigi
putih atau opak kekuningan.
Ø Gigi
Coklat Kemerahan.
Ø Gigi
Coklat Keabu – abuan.
Ø Diskolorasi
beberapa warna.
4.
Kelainan Struktur Jaringan Gigi.
Terjadi
karena ketidakseimbangan pertumbuhan sebagian atau seluruh jaringan gigi.
Kelainan
ini di klasifikasikan :
Ø Sindrom
Herediter.
Pada
enamel berupa amelogenesis imperfekta, yaitu hipokalsifikasi enamel herediter
dan hipoplasia enamel herediter.
Ø Manifestasi
Penyakit Lain.
Dental
fluorosis, hipoplasia akibat penyinaran dengan radiasi, hipoplasia karena
kekurangan vitamin D.
5.
Kelainan Erupsi Gigi.
Di
klasifikasikan menjadi :
Ø Erupsi
Prematur.
Erupsi
yang terjadi sebelum waktunya. Terdapat gigi sulung atau gigi tetap pada waktu
bayi dilahirkan atau pada usia beberapa hari.
Ø Erupsi
Lambat.
Erupsi
yang terjadi melewati waktu yang seharusnya.
Ø Ankilosis.
Adalah
tidak terdapat membran periodontal diantara akar gigi dan tulang,
sehingga gigi langsung melekat pada tulang.
6.
Kelainan Ukuran Gigi.
Di klasifikasikan menjadi :
Ø Mikrodontia
( dwarfisme ) :Adalah ukuran gigi lebih kecil dari normal.
Ø Makrodontia :Adalah
ukuran gigi lebih besar daripada gigi normal. Terbagi menjadi, True mcrodontia
terjadi pada seluruh gigi penderita gigantisme, sedangakan False macrodontia
terjadi pada beberapa gigi dan biasanya insisivus dan kaninus.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking